Bearing merupakan
salah satu komponen yang berfungsi untuk menumpu bagian yang bergerak di dalamnya.
Gerakannya bisa berputar (rolling) atau
luncur (sliding). Bearing juga berfungsi
untuk menahan beban dengan cara radial dan axial, hal ini tergantung pada jenis
desain bearing itu sendiri.
Untuk menjalankan fungsinya, bearing membutuhkan pelumasan supaya kinerjanya optimal, umur
pemakaian bisa mencapai usia desain atau bahkan bisa lebih panjang dari yang
telah direncanakan. Pelumasan pada bearing
terdiri dari pelumasan menggunakan oli dan grease. Menggunakan oli seperti journal bearing pada mesin sepeda motor/ mobil,
bearing pada komponen transmisi hingga aneka bearing besar yang
terdapat pada pabrik.
Selain itu, banyak juga bearing
yang sering kita jumpai menggunakan grease
sebagai pelumas. Contohnya bearing
roda sepeda motor, roda mobil, alat berat hingga pada elektrik motor pada
sektor industri. Ada tantangan tersendiri untuk mengisi grease pada bearing supaya
pelumasan bisa optimal, yaitu grease
tidak boleh terlalu banyak (kepenuhan) dan tidak boleh pula kekurangan. Apabila
terlalu penuh atau terjadi kekurangan, maka akan memberikan efek yang tidak
diinginkan terhadap pelumasan bearing.
Lalu, bagaimana cara kita menentukan atau manghitung volume yang tepat untuk
pengisian awal grease pada bearing?
Dikutip dari SKF, rumus untuk menghitung volume
pengisian awal grease adalah sebagai
berikut:
Di mana:
V = Volume
kosong bearing (cm3), untuk grease standard, massa dalam gram kalikan
0,9. Untuk fluorinated grease dikalikan dengan 2.
B = Lebar
dalam bearing (mm)
D = Diameter
luar bearing (mm)
d = Diameter
dalam bearing (diameter shaft) (mm)
M = Massa
bearing (kg)
Volume grease yang diperoleh
dari rumus di atas merupakan bagian kosong dari bearing. Pada pengisian awal, volume grease ditambahkan dengan 40% dari bagian kosong housing.
Rumus ini bisa digunakan untuk seluruh jenis ball maupun roller bearing
ya teman–teman. Terus bagaimana dengan rumus menghitung volume pengisian awal plain bearing atau sliding bearing?
Menghitung volume ruang kosong pada plain
bearing bisa menggunakan rumus berikut:
Di mana:
V = Volume
kosong bearing (cm3), untuk grease standard massa dalam gram kalikan
0,9. Untuk fluorinated grease dikalikan dengan 2.
B = Lebar
dalam bearing (mm)
D = Diameter
luar bearing (mm)
d = Diameter
dalam bearing (diameter shaft) (mm)
M = Massa
bearing (kg)
Volume kosong yang diisi pada plain bearing adalah pada bagian raceway-nya. Dari gambar 2, posisi raceway ditunjukkan oleh dk.
Demikianlah rumus menghitung volume awal pengisian grease. Semoga
bermanfaat yaa bagi teman–teman.
Nantikan postingan menarik lainnya. Jika ada pertanyaan dari teman-teman,
silakan hubungi kami via email a3.msaputra@gmail.com.
Salam LubeInsight.
Posting Komentar untuk "Rumus Menghitung Volume Pengisian Awal Grease Pada Bearing"