Pengertian Minyak Gemuk atau Grease dan Cara Mengetahui Jenis Thickener, Viskositas Dan NLGI

 


Pada postingan sebelumnya kita sudah membahas mengenai klasifikasi pelumas, yang terdiri dari lubricating oil dan grease. Pada postingan kali ini, mimin akan membahas mengenai grease atau minyak gemuk.

Menurut ASTM, Grease (minyak gemuk) adalah pelumas padat atau semi cair yang mengandung bahan pengental di dalam cairan lubrikasi. Grease digunakan pada seluruh peralatan automotif, industri dan penerbangan. Pada peralatan automotif digunakan pada bearing dan chasis baik itu sepeda motor, mobil, truk dan alat berat (heavy duty). Juga digunakan pada peralatan-peralatan industri seperti: bearing motor elektrik, fan, coupling, open gear, wire ropes / kabel dan lain sebagainya. 

Komposisi grease terdiri dari:

Lalu bagaimana cara kerja grease? Teman-teman bisa bayangkan seperti sponge cuci piring, saat diperas, sponge akan mengeluarkan air sabun untuk membersihkan piring, kemudian menyerap kembali ketika sponge dilepas. 

Thickener bertindak sebagai wadah atau sponge cuci piring, base oil dan aditif bertindak sebagai air dan sabun. Pada saat bearing beroperasi, rolling elemen dan raceway bearing akan menekan grease (thickener), membuat thickener mengeluarkan base oil dan aditif untuk memberikan pelumasan, kemudian menyerapnya kembali. Thickener melakukan tugasnya secara terus menerus untuk memberikan pelumasan. Kemampuan thickener untuk melepaskan dan menyerap base oil tanpa merubah konsistensinya disebut juga dengan mechanical stability (stabilitas mekanis).


Apa saja karakteristik penting dalam pemilihan grease?

1. Jenis Thickener.

Jenis grease biasanya di-identifikasi berdasarkan jenis thickener yang digunakan. Thickener menentukan stabilitas mekanis, dropping point (temperatur mencair), temperatur operasi (range temperatur operasi), kondisi operasi (kering / basah). Jenis thickener yang umum digunakan untuk aplikasi industri dan automotif adalah: calcium, lithium, lithium complex, aluminium, clay dan polyurea.

2. Kekentalan base oil (viskositas)

Kekentalan base oil penting supaya kinerja grease maksimal dan tepat aplikasi penggunaan. Jenis kekentalan base oil pada grease menggunakan standard ISO-VG. Biasanya diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:

a.       Rendah ISO VG 68 – 100 cst.

b.      Medium ISO VG 150 – 460 cst.

c.       Tinggi  ISO VG 680 – 5000 cst.

Kekentalan rendah biasanya digunakan untuk aplikasi putaran tinggi, medium untuk aplikasi putaran medium beban tinggi, dan tinggi digunakan untuk aplikasi putaran rendah dan beban tinggi.

3. NLGI (National Lubricating Grease Institute)

NLGI menunjukkan seberapa padat atau lembut grease suatu produk grease. Banyak yang masih salah persepsi mengenai NLGI, beberapa user masih menganggap NLGI menentukan kekentalan. Padahal kekentalan ditentukan oleh base oil.


Angka NLGI grease terdiri dari 000 – 6, namun yang sering digunakan pada industri khususnya di Indonesia adalah 0 – 3. Memilih angka NLGI yang tepat penting supaya pelumasan bisa terjadi secara optimal. Menggunakan grease yang terlalu padat, tidak dapat menjangkau tempat yang membutuhkan pelumasan. Menggunakan yang terlalu lembut, grease mudah keluar dari sistem. Ujung – ujungnya dapat menyebabkan kerusakan komponen karena kekurangan pelumas.

Jika menggunakan autolube (sistem re-greasing otomatis), maksimal NLGI yang dapat digunakan adalah 2. Menggunakan grease dengan angka NLGI diatas 2 (3,4,5 dan 6), akan mengurangi kemampuan distribusi grease oleh sistem autolube.

4. Aditif Anti Wear dan aditif extreme pressure.

Dalam pemilihan kekentalan base oil yang digunakan pada produk grease, pada aplikasi bearing juga dihitung Kappa Value. Kappa value adalah hitungan yang digunakan untuk mengetahui berapa viskositas yang dibutuhkan pada: temperatur operasi, rpm dan mean diameter bearing tertentu. Kemudian dibagi dengan viskositas base oil yang akan digunakan. Kappa value yang dizinkan adalah 0,4 – 4, jika kappa value-nya dibawah 1, wajib menggunakan grease dengan tambahan aditif anti wear dan extreme pressure.

5. Dropping Point

Dropping point merupakan batas temperatur maksimal grease dapat beroperasi. Ini adalah temperatur terjadinya pemisahan antara thickener dan base oil (grease mencair). Jika temperatur operasi diatas temperatur dropping point, grease akan keluar dari sistem (bearing) yang bisa menyebabkan sistem kekurangan bahkan dalam kondisi yang parah, sistem beroperasi tanpa pelumas (grease). Tinggi rendahnya dropping point juga dipengaruhi oleh jenis thickener yang digunakan.

Perbandingan antara lubricating oil dengan grease

Dari table perbandingan diatas, dapat disimpulkan bahwa, pada aplikasinya grease lebih dipilih karena lebih mampu bertahan di tempat (titik lubrikasi) atau tidak mudah terjadi kebocoran dan kemampuannya berfungsi sebagai seal. Sehingga untuk area yang sangat tinggi tingkat kontaminasi sekalipun, grease mampu mencegah kotoran masuk ke dalam bearing (titik lubrikasi).

Cara mengetahui jenis thickener, kekentalan base oil dan NLGI saat membeli grease.

Untuk mengetahui jenis thickener, viskositas base oil dan NLGI yang digunakan pada sebuah produk grease, teman-teman bisa melihatnya pada label tiap kemasan produk. Berikut mimin lampirkan contoh label kemasan grease serta cara melihat jenis thickener, viskositas dan NLGI grease.



Memang tidak semua brand menampilkan ke-3 item tersebut pada label produknya. Tapi jangan risau, jika pada label kemasan tidak tertera ke-tiga item yang kalian cari, teman-teman bisa melihatnya pada lembaran Technical Data Sheet (TDS) atau Product Data Sheet (PDS). Berikut cara membaca jenis thickener, viskositas dan NLGI pada TDS atau PDS.




Muhammad Saputra Application Engineer, Email : a3.msaputra@gmail.com