Pada dasarnya, pelumas dibagi menjadi 2, yaitu lubricating oil dan grease (minyak gemuk). Namun pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai lubricating oil. Dan pembahasan mengenai grease akan kita terangkan pada postingan berikutnya.
Secara umum, lubricating oil terbagi menjadi 2 jenis utama, yaitu pelumas industri dan pelumas automotif. Pelumas industri digunakan untuk peralatan-peralatan industri, seperti: pembangkit listrik, general manufacturing, pabrik kertas dan peralatan industri lainnya. Sedangkan pelumas automotif digunakan pada unit-unit automotif, seperti: sepeda motor, mobil, truk dan alat berat.
Faktor utama yang membedakan antara pelumas industri dan automotif adalah jenis kekentalan yang digunakan. Pelumas industri biasanya menggunakan kekentalan dengan istilah “ISO-VG” (International Standard Organization Viscosity Grade). Sedangkan pelumas automotif menggunakan kekentalan dengan istilah “SAE” (Society of Automotive Engineers).
Pelumas automotif itu sendiri terbagi atas 2 jenis, pelumas engine (SAE engine) dan pelumas gear (SAE gear). Sama – sama mengukur viskositas pada temperatur 100oC, namun hanya berbeda pada pengkodean tingkat kekentalan:
- Pelumas
automotif
Umumnya unit automotif melakukan perjalanan jauh, berpindah tempat
dan operasi stop-start. Dalam situasi perpindahan tempat, dapat terjadi perbedaan
temperatur lingkungan yang signifikan. Misalnya satu daerah temperatur
lingkungannya panas sementara daerah berikutnya dingin, atau perubahan musim.
Menyebabkan kebutuhan produk pelumas yang digunakan harus bisa beroperasi pada range
temperatur lingkungan yang luas (lebih dari satu temperatur lingkungan).
Operasi stop-start juga memiliki tantangan tersendiri pada
pelumas. Saat mesin beroperasi pada kondisi operasi normal, pelumas mampu
menjalankan tugasnya dengan baik karena daerah pelumasan yang terbentuk adalah mix/hidrodinamik
(sedikit/tidak ada kontak metal to metal). Pada saat stop, daerah pelumasan
yang terbentuk menjadi boundary (terjadi metal to metal kontak), sehingga
membutuhkan anti wear yang bagus. Pada saat stop, pelumas juga menjadi lebih
kental daripada kondisi operasi normal, menyebabkan kerja pompa yang lebih
berat untuk memompa pelumas. Hal inilah yang membuat pelumas multi grade lebih
disukai dibandingkan pelumas mono grade. Pelumas ini bisa digunakan pada range
temperatur lingkungan yang lebih jauh (bisa untuk musim dingin dan musim
panas).
- Pelumas
industri
Pada aplikasi industri, unit diam ditempat, operasi terus
menerus, dan jarang terjadi perubahan suhu lingkungan yang signifikan.
Menyebabkan viskositas mono grade lebih disukai pada sektor industri.
- Pelumas
automotif
Pelumas automotif menggunakan paket aditif yang lebih banyak.
Banyaknya kontaminasi yang terjadi selama mesin beroperasi, terutama pada
engine oil. Sisa pembakaran yang mengkontaminasi pelumas, menyebabkan pelumas
harus mempunyai aditif ekstra untuk mengontrol kontaminasi untuk mencegah
terjadinya penumpukan deposit, asam, yang kalau tidak, akan menimbulkan masalah
pada mesin.
- Pelumas
industri
Pelumas industri menggunakan paket aditif yang lebih sedikit dibandingkan dengan pelumas automotif. Ini disebabkan oleh kontaminasi yang terjadi selama unit beroperasi lebih sedikit dibandingkan dengan unit automotif. Kontaminasi yang lebih sedikit salah satunya disebabkan oleh tidak terjadinya pembakaran (internal cumbustion). Umunnya, unit yang beroperasi pada sektor industri seperti: turbine, gear dan hydraulic tidak ada pembakaran.
- Pelumas Automotif
Limit emisi yang semakin ketat dalam beberapa tahun terakhir,
membuat sektor automotif mengembangkan spesifikasi baru, terutama untuk mencapai
limit emisi gas buang yang telah ditetapkan. Sangat sulit memenuhi spesifikasi
baru ini dengan menggunakan base oil grup I, karena masih banyak mengandung
sulfur dan fosfor. Kedua unsur tersebut dapat mengurangi efisiensi kinerja
sistem kontrol emisi. Oli engine baru sekarang banyak diformulasikan
menggunakan base oil grup II dan grup III.
Pelumas sintetik juga lebih banyak digunakan pada sektor
automotif dibandingkan dengan sektor industri. Rata – rata pelumas sintetik
diformulasikan menggunakan base oil grup III (US), grup IV, atau dengan
campuran dari base oil grup IV dan ester.
- Pelumas Industri
Sektor automotif mendikte tren pasar base oil, sehingga
pelumas industri juga menggunakan base oil yang sama dengan yang digunakan pada
sektor automotif. Namun demikian, berikut beberapa perbedaan penting.
Base oil grup III dan grup IV sangat jarang digunakan pada
pelumas industri. Tambahan benefit performa yang diberikan tidak sebanding
dengan biaya tambahan yang dikeluarkan. Beberapa pelumas sintetik yang
digunakan pada aplikasi temperatur
ekstrim, biasanya diformulasikan dengan base oil grup V ester base oil, bukan
grup IV.