Pernahkan teman –
teman merasakan atau membaca berita mengenai biosolar lebih boros
dibandingkan dengan solar murni? Untuk pembahasan mengenai biosolar, teman –
teman bisa cek dipostingan kami sebelumnya ya.
Berita ini sejalan
dengan informasi dari “Pedoman Umum Biodiesel dan B30” yang diterbitkan oleh DIREKTORAT BIOENERGI DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU,
TERBARUKAN DAN KONVERSI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL tahun 2020.
Pada poin 3.1.5
disebutkan bahwa, “dibandingkan minyak solar, biodiesel memiliki kandungan
energi yang lebih rendah sekitar 12%.
Karena energi yang lebih rendah, artinya untuk
menghasilkan energi yang sama dengan solar murni, biodiesel membutuhkan jumlah
(volume) yang lebih banyak. Sehingga bisa dikatakan lebih “boros”.
Dalam spesifikasi fuel, biasanya juga dikenal
istilah calorific value (nilai kalor). Nilai kalor suatu bahan bakar (fuel)
adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika sejumlah fuel tertentu dibakar,
dalam kondisi tertentu. Nilai kalor dinyatakan dalam energi/ massa zatnya.
Contoh: kJ/kg, MJ/kg, kcal/kg…
Dalam pengujiannya, biosolar memiliki nilai kalor
yang lebih rendah 12% dibandingkan dengan solar. Inilah salah satu alasan
mendasar mengapa dalam kondisi operasional normal konsumsi bahan bakar biosolar
lebih boros dibandingkan dengan solar murni.
Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa, calorific
value solar sebesar 46,8 MJ/kg. Sedangkan biosolar sebesar 41,3 MJ/kg. Namun
angka ini bisa berubah berdasarkan metode pengujian dan fuel yang digunakan.
Demikian
pembahasan mengenai Mengapa Biodiesel Lebih Boros Dibandingkan Dengan Solar.
Jika teman – teman ada pertanyaan dan ingin berdiskusi lebih lanjut, mohon
untuk tidak ragu menghubungi kami via email a3.msaputra@gmail.com. Salam LubeInsight.
Posting Komentar untuk "Biodiesel Lebih Boros Dibandingkan Dengan Solar, Benarkah?"